RSS

Arsip Kategori: Kisah Qur’ani

Kisah Muslimah dalam Menghafal Al-Qur’an


11th Century North African Qur’an in the Briti...

Image via Wikipedia

Pengalaman Ummu Zayid, ia menuturkan, “Alhamdulillah, sesuai dengan kemuliaan wajah-Nya dan keagungan kuasa-Nya, aku telah khatam menghafal Al Qur’an. Berikut pengalamanku, dan aku menghadiahkannya kepada kalian.

Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Segala puji bagi Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya, sesuai dengan kemuliaan wajah-Nya dan keagungan kuasa-Nya. Wa Ba’d. Ini adalah masa-masa indah yang berlalu dengan segala kisah yang ada di dalamnya. Dan, inilah mimpi yang menjadi kenyataan; dan kenangan yang selalu menghampiriku.

Perlu diketahui bahwa sesungguhnya tujuan terbesarku adalah hafal surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Demi Allah, sekali-kali kalian tidak akan percaya bahwa sebenarnya aku adalah orang yang tidak memiliki kesabaran untuk menghafal Al-Qur’an secara keseluruhan. Hal itu disebabkan karena aku menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang mustahil dan sangat susah untuk diwujudkan. Dan saat itu, aku masih hidup dengan mempertahankan tujuan yang ingin aku wujudkan sebelumnya, yaitu hafal surat Al-Baqarah dan surat Ali Imran. Dan aku menganggap bahwa kedua surat itu adalah adalah surat Al-Qur’an yang paling sulit (untuk dihafal); dan aku juga beranggapan bahwa sepertinya sulit sekali untuk mempertahankan hafalan tersebut dalam waktu yang lama. Subhanallah, tak terasa sudah tujuh tahun aku mempertahankan hafalan kedua surat tersebut.

Ketika bulan Ramadhan datang, tiba-tiba suamiku mengejutkanku bahwa ia akan beri’tikaf selama 15 hari terakhir Ramadhan di masjidil Haram. Tentu kalian mengerti tentang kesulitan yang menimpaku, karena aku akan ditinggal sendirian bersama anak-anakku. Kami tinggal di daerah yang jauh dari keluarga, sedang para tetangga di sini semuanya menutup pintu rumahnya (tidak peduli dengan urusan tetangganya). Aku merasa gembira karena suamiku akan beri’tikaf. Akan tetapi, manfaat apa yang dapat kupetik dalam kesendirianku ini?

Ketika waktunya telah tiba dan suamiku pergi untuk beri’tikaf, maka aku merasakan pahitnya kesendirian yang sebenarnya. Kemudian, aku mengangkat tanganku kepada Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, lalu aku berdoa kepada-Nya dengan doa orang yang tertimpa kesulitan, sedang air mata pun mengalir deras membasahi pipiku, “wahai Rabbku, Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Curahkanlah kepadaku rezeki yang berupa teman-teman yang shalihah, yang lebih baik dari aku. Sehingga, aku bisa meneladani mereka. Ya Allah, berikanlah aku sebaik-baik teman.”
Sungguh, doaku segera dikabulkan oleh Rabb yang Maha Pengasih. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Dia telah berfirman dalam kitab-Nya :

“…Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…” (Al Mu’min : 60)

Ketika aku duduk di depan komputer Read the rest of this entry »

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 27, 2011 inci Kisah Qur'ani

 

Tag: